Senin, 07 September 2015

TUTORIAL MEMASANG ANTENA GRID

  • Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)

  • Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas          pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test           noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam        instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

  • Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913       dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada                 permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah     bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi,           posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan     isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan       kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung       pengganti isolator karet

  • Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A           Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat             penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan     1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari                   penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara             mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah             bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung           dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

  • Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap       obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan       anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai               tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan                 konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial             menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah

  • Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan             semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, t           tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini                       menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih           baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak          diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi         OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi       dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih d        dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc        dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua          fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

  • Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan                   pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya,       bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station             tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang       kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah     sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut                 interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 %             excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 %       maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal      strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi             jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave             Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station           client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada     prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi       yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi,                 misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat           lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.


  • Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari                    sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat               perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit         perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus               reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

  • Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah         arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada             setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi       (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka,                     maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan           dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah         signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk                   merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis,         untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti                 Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut         antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan           dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat           dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam             width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama     (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi           antena juga harus dibalik menjadi vertical)
  • Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel     (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian       juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan         terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu             mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja                 berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai     interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel     routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In       A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke                 perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah               didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan         uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server                   terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang     baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah             sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara       simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum                   troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan                   (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent                     connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps                   (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping                       meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar



1 komentar :